Thursday, January 17, 2013

Tolak Penangguhan UMP & Tarif Listrik, Buruh akan Demo Serempak 6 Februari 2013

Jakarta - Ribuan buruh kembali akan berdemo pada tanggal 16 Januari 2013. Bahkan demo besar-besaran secara serempak di kota-kota besar di Indonesia terjadi pada 6 Februari 2013.

Bank Mandiri Gelar Pameran Wirausaha Muda di JCC

Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menggelar pameran dan workshop wirausaha di JCC Senayan. Acara yang dibuka dari tanggal 17 hingga 20 Januari 2013 ini, digelar secara gratis untuk publik.

Direktur Utama Bank Mandiri, Zulkifli Zaini menjelaskan acara ini merupakan program kemitraan dan bina lingkungan perseroan di bidang pendidikan.

"Program tersebut merupakan salah satu realisasi komitmen Bank Mandiri dalam mengembangkan segmen usaha mikro dan menengah (UMKM) sebagai penggerak perekonomian nasional. Melalui program ini, Bank Mandiri telah mencetak mencetak lebih dari 15.000 wirausaha baru," tutur Zulkifli di JCC Senayan Jakarta, Kamis (17/1/2013).

Pada acara ini terdapat pula 250 stand pameran dari wirausaha mandiri binaan Bank Mandiri. Setiap harinya juga terdapat, talkshow tentang industri kreatif yang bisa dihadiri secara gratis.

Apakah anda berminat memperoleh pengetahuan, motivasi atau melihat karya kreatif wirausaha muda? Silahkan datang ke JCC Senayan, yang dibuka setiap pukul 09.00 hingga 21.00 WIB.

Hujan dan Banjir Bikin Harga Sayur Makin Mahal

Harga beberapa komoditas sayuran naik di musim hujan saat ini, apalagi jika terjadi banjir. Contoh saja cabai yang angka kenaikannya cukup drastis dari Rp 18.000/kg menjadi Rp 27.000/kg.

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan mempunyai alasan yang berbeda soal alasan komoditas sayuran mengalami kenaikan.

"Yang jadi masalah adalah transportasinya. Ini nggak boleh terganggu dan saya harap stok masih ada dan masih dikendalikan," kata Menteri Pertanian Suswono di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Kamis (17/1/2013).

Suswono meminta para petani sayuran, utamanya cabai dan bawang untuk membuat parit yang agak tinggi. Hal ini untuk mencegah agar tanaman tersebut rusak dan terkena banjir.

"Jelas cabai, bawang akan terganggu kalau curah hujan tinggi, kita tentu sudah di beberapa tempat saving net dan parit yang agak tinggi untuk mencegah agar tidak kena banjir dan rusak. Memang sudah ada laporan petani sudah ada yang busuk dan sebagainya. Tetapi secara umum Sekarang ini masih belum terganggu," katanya.

Sementara itu di tempat yang sama, Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi memberikan penjelasan yang lain. Menurut Bayu, naiknya harga sayuran dan cabai secara umum karena komooditi tersebut dipasok harian dan tingkat kerusakan meningkat selama musim hujan.

"Misalnya sayur, holtikultura, cabai itu naiknya cukup besar karena itu memang dipasok harian, dan tingkat kerusakan meningkat ini yang kita lihat," tutur Bayu.

Saturday, January 12, 2013

Said Iqbal Dukung Pengusaha Relokasi Pabrik Jika Tak Sanggup Bayar UMP

Jakarta - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mendukung upaya pengusaha yang relokasi pabrik dari Jabodetabek dengan alasan tak sanggup bayar UMP 2013. Hal ini lebih baik dilakukan daripada meminta penangguhan UMP.

"Memang harus begitu lebih baik relokasi, perusahaan padat karya sebaiknya pindah ke daerah yang UMP-nya rendah, seperti Subang, Sukabumi, Kendal dan lain-lain, sebaiknya ke sana," kata Presiden KSPI Said Iqbal kepada detikFinance, Jumat (11/1/2013)

Ia menuturkan kawasan Jabodetabek seharusnya lokasi bagi para pengusaha atau perusahaan yang memiliki padat modal yang bisa sanggup bayar UMP tinggi. Sementara pengusaha yang berbasis padat karya seperti sepatu, garmen, tekstil sebaiknya berada di luar Jabodetabek.

"Memang kalau di luar Jabodetabek infrastruktur tak terlalu baik, itu konsekuensi dari upah yang rendah, biaya untuk angkut barang lebih tinggi karena jauh dari pelabuhan, tapi kalau sudah berkembang pasti pemdanya akan bangun infrastruktur," katanya.

Iqbal mengakui dampak relokasi dalam jangka pendek akan membuat PHK para buruh di kawasan Jabodetabek. Namun Iqbal yakin, para pekerja yang di PHK akan terserap oleh masuknya pengusah sektor padat modal.

"Tentu lokasi padat karya yang ditinggalkan akan diisi oleh perusahaan padat modal maka akan terserap yang kena PHK," katanya.

Di sisi lain, Iqbal menegaskan tak percaya kenaikan UMP 2013 akan memicu PHK besar-besaran. Ia mencontohkan ada salah satu perusahaan garmen di Kawasan Berikat Nusantara (KBN) yang berencana PHK karyawan jika tak dapat penangguhan UMP.

Lalu pihak manajemen bersama buruh melakukan bipartit, ada kesepakatan pembayaran UMP di bawah Rp 2,2 juta atau hanya Rp 1,8 juta. Sayangnya waktu berselang, pihak manajemen tetap melakukan PHK karena periode awal tahun merupakan banyak kontrak pekerja outsourcing yang berakhir.

"Setelah teken dengan tenaga kerja, beberapa waktu kemudian ada PHK, mereka mengambil dua keuntungan, pertama tetap ada PHK tapi bayar upah di bawah UMP. Memang tetap PHK tapi jumlahnya tak sebanyak dari rencana, ini yang membuat saya tak percaya kenaikan UMP membuat PHK besar-besaran," katanya.


Sumber: www.detik.com (11/1/2013)

Sempat Setop Produksi 2 Tahun, Kertas Leces Akhirnya Dapat Orderan Rp 600 Miliar

Jakarta - Setelah berhenti beroperasi sejak 2 tahun silam, PT Kertas Leces (Persero) kembali beroperasi. Kali ini BUMN kertas ini akan memasok dan memproduksi kertas jenis HVS kepada Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia (PPGI) sebanyak 70.000 ton.

Orderan kertas sebanyak 70.000 ton dikontrak selama 1 tahun dengan nilai transaksi mencapai Rp 600 miliar.

Hal tesebut disampaikan Direktur Keuangan Kertas Leces Syarif Hidayat usai penandatangan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU)
di kementerian BUMN Jakarta, Kamis (10/1/2013).

"Sinergi ini untuk meningkatkan performa perusahaan sekaligus pembuktian bahwa kami terus berproduksi," tutur Syarif.

Kertas Leces pada perjanjian tersebut harus memenuhi spesifikasi yang dimintai oleh PPGI, dari segi kualitas maupun jumlahnya. Syarif menuturkan kapasitas terpasang atau kemampuan produksi maksimal Kertas Leces mencapai 180.000 ton per tahun.

Perusahaan pelat merah yang disebut oleh Dahlan sebagai salah satu BUMN dhuafa ini, bisa memproduksi berbagai jenis kertas, seperti kertas tulis cetak (HVS, HVO, photo copy, dan lain-lain), kertas koran dan kertas industri.

Di tempat yang sama Ketua Umum DPP PPGI, Jimmy Junianto menjelaskan, selama ini, PPGI menggunakan jenis kertas untuk buku pelajaran dan
kemasan yang berasal dari berbagai perusahaan kertas. Dengan kerja sama tersebut, PPGI bisa mendapatkan kepastian pasokan kertas dengan harga yang bersaing.

"Kami memilih Kertas Leces karena kontinuitasnya. Artinya, kebutuhan kertas kami bisa dipenuhi dengan kualitas yang baik," kata Jimmy

Saat ini, anggota PPGI berjumlah 6.600 pihak, sedangkan anggota yang aktif membayar iuran sekitar 2.400. Ia mengkalkulasi, kebutuhan kertas para
anggota PPGI sebanyak 6 juta ton per tahun.



Sumber: www.detik.com (10/1/2013)

Niat Swasembada Gula, Pemerintah Janji Buka 300 Ribu Ha Lahan Baru

Jakarta - Pemerintah terus menggenjot program swasembada pangan agar tercapai di 2014 nanti, salah satunya adalah gula. Untuk mencapai swasembada gula, pemerintah akan membuka lahan baru 300 ribu hektar.

"Dalam rangka program swasembada gula yang sudah terhambat lebih dari 2 tahun, akan dibuka 300 ribu hektar di 18 lokasi di luar Pulau Jawa," ungkap Menteri Perindustrian MS Hidayat di Jakarta, Jumat (11/1/2013).

Hidayat mengatakan, Kementerian Perindustrian akan bekerja sama dengan Badan Pertanahan Nasional, dan Kementerian Pertanian. "Karena gula sebetulnya bagian Kementerian Pertanian, karena revitalisasi jadi ada Kementerian Perindustrian," lanjutnya.

Lahan industri ini akan dibuka di 18 lokasi di luar Pulau Jawa. Hidayat mengatakan, masing-masing lokasi diperkirakan akan mendapat 20 ribu hektar.

Secara terpisah, Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan mengatakan, hal ini akan menjadi upaya pemerintah dalam mewujudkan swasembada gula di 2014. Walau dirasa cukup sulit, Rusman mengatakan ini akan menjadi fondasi bagi kabinet baru nantinya.

"Harapannya ini bisa selesai pada 2014. Walaupun tidak kami sudah memberikan fondasi yang kuat, kenapa strategis, karena kalau kita bisa merevitalisasi bahkan mebuat pabrik gula baru, itu kita akan mencapai swsembada walaupun bukan 2014, tapi sudah lebih feasible," kata Rusman.


Sumber: www.detik.com (11/1/2013)

Mentan: Tembakau Untuk Rokok RI Sebagian Besar Diimpor

Jakarta - Impor tembakau yang dilakukan oleh Indonesia untuk bahan baku rokok masih sangat besar. Hampir 75% bahan baku rokok di Indonesia berasal dari tembakau impor.

Menteri Pertanian Suswono menyebutkan, dari Januari hingga Oktober 2012, ekspor tembakau yang dilakukan Indonesia mencapai 136 juta ton, sedangkan jumlah impornya mencapai 588 juta ton. Tembakau yang diekspor Indonesia biasanya adalah tembakau jenis khusus seperti untuk cerutu yang lebih diminati di luar negeri.

"Industri rokok ini bahannya kebanyakan masih impor," ujar Suswono dalam jumpa pers di Kantor Kemenkominfo, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Jumat (11/1/2013).

Suswono menyatakan, saat ini produksi tembakau Indonesia rata-rata per tahun sekitar 215 juta ton. Jumlah ini hanya memenuhi sepertiga dari kebutuhan industri rokok.

Untuk itu, lanjutnya, masih sangat besar peluang bagi para petani tembakau untuk mengembangkan pertaniannya. Apalagi, dalam PP Tembakau tidak ada larangan bagi para petani tembakau untuk mengisi pasar tersebut.

"Tidak ada hambatan bagi para petani tembakau, hanya masalah perubahan iklim. Jadi petani tembakau dalam negeri bisa meningkatkan produksinya, nanti kalau sudah ada barangnya maka pemerintah bisa secara perlahan-lahan mengurangi impor tembakau ini," cetus Suswono.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang Januari hingga Juli 2012, total impor tembakau asal China mencapai 45.507,44 ton dengan nilai US$ 191,4 juta. Indonesia juga mengimpor tembakau dari Turki sebanyak 5.009,2 ton senilai US$ 31,74 juta, dari India 6.308,02 ton senilai US$ 23,75 juta, dari Amerika Serikat 2.907,17 ton senilai US$ 21,43 juta, dari Brazil 2.517,02 ton senilai US$ 19,15 juta, dan dari negara lainnya dengan total 20.637,26 ton senilai US$ 94,96 juta.


Sumber: www.detik.com (11/1/2013)