Saturday, January 12, 2013

Said Iqbal Dukung Pengusaha Relokasi Pabrik Jika Tak Sanggup Bayar UMP

Jakarta - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mendukung upaya pengusaha yang relokasi pabrik dari Jabodetabek dengan alasan tak sanggup bayar UMP 2013. Hal ini lebih baik dilakukan daripada meminta penangguhan UMP.

"Memang harus begitu lebih baik relokasi, perusahaan padat karya sebaiknya pindah ke daerah yang UMP-nya rendah, seperti Subang, Sukabumi, Kendal dan lain-lain, sebaiknya ke sana," kata Presiden KSPI Said Iqbal kepada detikFinance, Jumat (11/1/2013)

Ia menuturkan kawasan Jabodetabek seharusnya lokasi bagi para pengusaha atau perusahaan yang memiliki padat modal yang bisa sanggup bayar UMP tinggi. Sementara pengusaha yang berbasis padat karya seperti sepatu, garmen, tekstil sebaiknya berada di luar Jabodetabek.

"Memang kalau di luar Jabodetabek infrastruktur tak terlalu baik, itu konsekuensi dari upah yang rendah, biaya untuk angkut barang lebih tinggi karena jauh dari pelabuhan, tapi kalau sudah berkembang pasti pemdanya akan bangun infrastruktur," katanya.

Iqbal mengakui dampak relokasi dalam jangka pendek akan membuat PHK para buruh di kawasan Jabodetabek. Namun Iqbal yakin, para pekerja yang di PHK akan terserap oleh masuknya pengusah sektor padat modal.

"Tentu lokasi padat karya yang ditinggalkan akan diisi oleh perusahaan padat modal maka akan terserap yang kena PHK," katanya.

Di sisi lain, Iqbal menegaskan tak percaya kenaikan UMP 2013 akan memicu PHK besar-besaran. Ia mencontohkan ada salah satu perusahaan garmen di Kawasan Berikat Nusantara (KBN) yang berencana PHK karyawan jika tak dapat penangguhan UMP.

Lalu pihak manajemen bersama buruh melakukan bipartit, ada kesepakatan pembayaran UMP di bawah Rp 2,2 juta atau hanya Rp 1,8 juta. Sayangnya waktu berselang, pihak manajemen tetap melakukan PHK karena periode awal tahun merupakan banyak kontrak pekerja outsourcing yang berakhir.

"Setelah teken dengan tenaga kerja, beberapa waktu kemudian ada PHK, mereka mengambil dua keuntungan, pertama tetap ada PHK tapi bayar upah di bawah UMP. Memang tetap PHK tapi jumlahnya tak sebanyak dari rencana, ini yang membuat saya tak percaya kenaikan UMP membuat PHK besar-besaran," katanya.


Sumber: www.detik.com (11/1/2013)

No comments:

Post a Comment